3 Momen Ramadan Berkesan yang Sering Kurindukan, Nomor 1 Sering Membuat Air Mata Menetes Mengenangnya



Sahabat Minsanis,
Bertemu kembali dengan Ramadan bulan mulia adalah suatu hal yang sangat disyukuri. Bulan yang penuh dengan keutamaan dan berkah ini dirindukan oleh umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Namun, sayangnya, tak terhitung berapa banyak jumlah kenalan dan orang terdekat, pergi mendahului sebelum Ramadan kembali tiba. Untuk itu, mari kita manfaatkan bulan istimewa ini dengan sebaik-baik amalan, karena tak ada yang menjamin bahwa Ramadan ini bukan yang terakhir bagi kita.

Sahabat, setiap kita pasti mempunyai kenangan berkesan di bulan Ramadan. Entah itu tentang kebersamaan, peristiwa hijrah, pencapaian yang didapat dan lain sebagainya. Begitu pun dengan saya, paling sedikit ada 3 momen Ramadan berkesan dan menimbulkan kerinduan untuk diulang. Berikut ulasan singkatnya.

1.   Ramadan Terakhir bersama Ibunda Tercinta
Ramadan terakhir bersama ibunda terjadi kurang lebih 4 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2015 M atau 1436 H. Saat itu, ibunda dalam kondisi sakit yang mengharuskannya beristirahat di tempat tidur sepanjang hari. Hati anak mana yang tidak sedih, melihat ibunda yang biasanya ceria, sehat dan semangat menyambut dan mengisi bulan Ramadan, tiba-tiba terbaring lemah.

Sakit ini baru dialaminya sebulan menjelang Ramadan tiba. Mirisnya lagi, kami, anak-anaknya semua tinggal di kota yang berbeda dengan tempat tinggal ibu karena tugas dan mengikuti keluarga (suami). Praktis ibu di rumah hanya ditemani asisten. Untuk menyikapi ini, kami anak-anak bergantian pulang ke tempat ibu. Kondisi kesehatannya terus menurun, hingga akhirnya berpulang beberapa hari setelah Ramadan usai. Momen ini begitu berbekas di hati saya, betapa usia menjadi rahasia sang Pencipta, dan kebersamaan bersama orang tercinta perlu kita jaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Setiap mengenang saat-saat ini, selalu menimbulkan rasa haru di dada dan membuat air mata menetes mengenangnya.
Almarhumah Ibunda tercinta

2.   Ramadan di Masa Kecil
Bagi saya, Ramadan di masa kecil adalah momen yang sangat membahagiakan. Ayah dan Ibu, sosok orangtua yang kami banggakan mengisi hari-hari  kami dengan begitu banyak kenangan indah. Menjelang Ramadan tiba, Ayah akan membelikan kami anak-anaknya masing-masing sejumlah kembang api (saat itu seukuran satu tas koper untuk masing-masing anak). Tentu penasaran ya, untuk apa kembang api sebanyak itu? Rupanya ayah mengajak kami berjualan kembang api. Jualannya di halaman rumah menjelang waktu berbuka tiba.

Masa itu, tahun 1980-an, di lingkungan tempat saya tinggal tidak ada penjual kembang api. Banyak hikmah yang ingin Ayah tanamkan kepada kami anak-anaknya. Ayah yang mempunyai latar belakang pendidikan di jurusan ekonomi, ingin mengajarkan bahwa mencari uang itu tidak mudah, selain itu juga ingin membuat suasana Ramadan di Kampung lebih meriah. Terbukti anak-anak jadi banyak yang ikut bermain kembang api, dan bisa ditebak kembang api yang diberikan ayah lebih banyak dimain daripada dijual. Hehehe…

Banyak sekali kenangan Ramadan berkesan di masa ini yang kurindukan, diantaranya: pergi taraweh bersama teman, jalan-jalan pagi sehabis salat subuh dan juga rindu takjil berupa kue-kue jadul yang lezat. Belum lagi menjelang lebaran tiba, maka suasana bersih-bersih rumah dan menyiapkan kue lebaran jadi kebahagiaan tersendiri. Membayangkannya saja sudah membuat saya bahagia dan tersenyum sendiri. Terima kasih Ayah ibu, walau kalian telah tiada, kenangan itu tetap ada. Doa selalu terpanjat buat kalian, semoga tenang di alam sana dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah swt. Bersyukurnya, kami 5 bersaudara sangat kompak dan saling mendukung, setiap tahun kami selalu mengagendakan buka bersama saat Ramadan tiba dan berkumpul di hari raya Idul Fitri.
Buka Bersama Kami 5 bersaudara dan keluarga
Idul Fitri 1439H kami 5 bersaudara


3.    Ramadan di Perantauan ( Saat Kuliah)
Saya mengalami masa kuliah yang jauh dari orang tua (merantau). Berbeda kota dan Pulau. Alhamdulillah di perantauan saya tinggal di asrama, yang notabene ramai sekali penghuninya sehingga tidak merasa kesepian. Setiap menjelang waktu berbuka, kami beramai-ramai mencari takjil dan makanan berbuka lainnya di sekitar asrama (saat itu lokasi di sekitar pasar Majestik, Jakarta Selatan, menjadi lokasi favorit). Kami terbiasa membeli takjil dan menu makanan yang berbeda agar bisa saling mencicipi (hihihi).

Saat malam tiba, kami taraweh di masjid kampus, yang letaknya di depan asrama putri, dilanjutkan dengan tadarusan hingga pukul 10 malam. Momen ini begitu berkesan, suka duka anak asrama kami rasakan, dan sesama anak rantau rasanya sudah seperti saudara.
Kenangan Bersama teman-teman asrama di perantauan

Demikian 3 #MomenRamadanBerkesan yang saya alami. Banyak hikmah dan kenangan yang selalu dirindukan hingga saat ini. Ada suka da nada pula dukanya. Semuanya membuat saya belajar banyak hal untuk menghargai kehidupan berikutnya. Semoga kita benar-benar memanfaatkan momen Ramadanini dengan sebaik-baiknya. 
Aamiin…aamiin yaa rabal ‘aalamiin.

Pontianak, 16 Ramadan 1440H  

#12DaysBlogChallenge
#Day5
#KenanganRamadanBerkesan
#kisahmamaminsanis


Komentar

  1. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Penyakit Ginjal : Gejala, Faktor Risiko, Penyebab, Cara Mencegah dan Tata Laksana Makan Bagi yang Mengalaminya

Vitamin A: Kapsul Kecil dengan Manfaat Besar. Sudahkah Anda Mengetahuinya??

“ Mengapa 1000 Hari Pertama Kehidupan Begitu Penting”??